budidaya pisang
BUDIDAYA PISANG
![]() |
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia).
Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang
disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan Gedhang.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Jenis pisang dibagi menjadi tiga:
1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga
M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang Ambon, Susu, Raja, Cavendish, Barangan dan Mas.
2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M.
paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.
3) Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.
4) Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
3. MANFAAT TANAMAN
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang
dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat
cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai
macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb.
Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba,
kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara tradisional, air umbi batang
pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang
digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.
4. SENTRA PENANAMAN
Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat
adalah Cianjur, Sukabumi dan daerah sekitar Cirebon. Tidak diketahui dengan pasti berapa luas perkebunan
pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah satu negara tropis yang memasok pisang
segar/kering ke Jepang, Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat dan
Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat
tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya
yang berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.
2) Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.
3) Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi
dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
5.2. Media Tanam
1) Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus
makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
2) Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dengan intensif.
Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50-200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm dan di daerah
kering 50 - 150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah
harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah
sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian
1.000 m dpl
|
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).
1) Persyaratan Bibit
Tinggi anakan yang dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari
pohon yang berbuah baik dan sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dalam
tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda dan dewasa. Anakan dewasa lebih baik
digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga dan persediaan makanan di dalam bonggol sudah banyak.
Penggunaan bibit yang berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih
diutamakan daripada bibit dengan daun yang lebar.
2) Penyiapan Bibit
Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit ditanam dengan
jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari
terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
3) Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
Untuk menghindari penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut :
a) Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
b) Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yang
lebar.
c) Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit
dikeringanginkan.
d) Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
e) Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Pembukaan Lahan
Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi dan letak pasar/industri pengolahan
pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan
pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yang masih padat; pembuatan sengkedan
dan pembuatan saluran pengeluaran air.
2) Pembentukan Sengkedan
Bagian tanah yang miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan
lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk
menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan yang berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk
unsur hara N dan juga penahan angin.
3) Pembuatan Saluran Pembuangan Air
Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil dan tanah-tanah datar. Di atas landasan dan sisi
saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu sendiri.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam
tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayursayuran
atau tanaman pangan semusim. Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yang curah hujannya
tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa dan arecanuts. Di India
Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanahtanah
gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
3) Cara Penanaman
Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik
seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15-20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas
rasa buah.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil yang baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan
sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase
pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yang baru.
2) Penyiangan
Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak dan juga induk baik. Penyiangan
dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran dan tunas
bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah,
sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
3) Perempalan
Daun-daun yang mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan terjaga.
Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
4) Pemupukan
Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138
kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dalam
satu tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali
dengan tanah. Pemupukan fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dalam setahun).
5) Pengairan dan Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan
cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang.
6) Pemberian Mulsa
Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk
mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus menyebabkan
perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh
dipasang terus menerus.
7) Pemeliharaan Buah
Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak
terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening.
Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5
cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan
25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan,
batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan
sedalam 30 cm ke dalam tanah.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Ulat daun (Erienota thrax.)
Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.
Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida
Malathion.
2) Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Bagian yang diserang adalah kelopak daun, batang. Gejala : lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun,
batang pisang penuh lorong. Pengendalian : sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang,
gunakan bibit yang telah disucihamakan.
3) Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
Bagian yang diserang adalah akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam
akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah dan gunakan
lahan dengan kadar lempung kecil.
4) Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Bagian yang diserang adalah bunga dan buah. Gejala : pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya
ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang. Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.
7.2. Penyakit
1) Penyakit darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yang diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam.
Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: dengan membongkar dan membakar
tanaman yang sakit.
2) Panama
Penyebab : jamur Fusarium oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala : daun layu dan putus, mulamula
daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah
berwarna hitam. Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
3) Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yang diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yang
makin meluas. Pengendalian: dengan menggunakan fungisida yang mengandung Copper oksida atau Bubur
Bordeaux (BB).
4) Layu
Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian yang diserang adalah akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian:
membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
5) Daun pucuk
Penyebab: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yang diserang adalah daun pucuk.
Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: cara membongkar dan membakar
tanaman yang sakit.
7.3. Gulma
Tidak lama setelah tanam dan setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yang harus
segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan :
1) Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup dan dalapon.
2) Menanam tanaman penutup tanah yang dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hamapenyakit,
tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3) Menutup tanah dengan plastik polietilen.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri
khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari
dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada
jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang
saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima
konsumen.
8.2. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal
sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam
posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini
buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu batang
pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa
saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu
pertumbuhan tunas.
8.3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah
tanaman produktif.
8.4. Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya
ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) dan perkebunan besar (> 30
ha), produksi yang ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.
9. PASCAPANEN
Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan dan
diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar
negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan
dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam
beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari
pembusukan.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1 Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya pisang dengan luasan 1 ha di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
1) Biaya produksi 1 ha pisang dari tahun ke-1 sampai ke-4 adalah:
1. Tahun ke-1 Rp. 5.338.000,-
2. Tahun ke-2 Rp. 4.235.000,-
3. Tahun ke-3 Rp. 4.518.000,-
4. Tahun ke-4 Rp. 4.545.300,-
2) Penerimaan tahun ke I sampai IV *)
1. Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tandan Rp. 6.000.000,-
2. Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tandan Rp. 12.000.000,-
3. Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tandan Rp. 12.000.000,-
4. Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tandan Rp. 12.000.000,-
3) Keuntungan
1. Keuntungan selama 4 tahun penanaman Rp. 23.363.700,-
2. Keuntungan/tahun Rp. 5.840.925,-
4) Parameter kelayakan usaha
1. Output/Input rasio = 2,150
Keterangan : *) perkiraan harga 1 tandan Rp. 7.500,-
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko,
Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah
merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan
pengepakan yang memenuhi standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas
perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama
jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia. Selain berpeluang dalam ekspor pisang
utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang
cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula <>11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standar ini meliputi: klasifikasi dan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan.
11.2.Diskripsi
Standar buah pisang ini mengacu kepada SNI 01-4229-1996.
11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
a) Tingkat Ketuaan Buah (%): Mutu I=70-80; Mutu II <70>80
b) Keseragaman Kultivar: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
c) Keseragaman Ukuran: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
d) Kadar kotoran (% dalam bobot kotoran/bobot): Mutu I=0; Mutu II= 0
e) Tingkat kerusakan fisik/mekanis (% Bobot/bobot): Mutu I=0; Mutu II=0
f) Kemulusan Kulit (Maksimum): Mutu I=Mulus; Mutu II=Mulus
g) Serangga: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
h) Penyakit: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
Adapun persyaratan berdasarkan klasifikasi pisang adalah sebagai berikut:
a) Panjang Jari (cm): Kelas A 18,1-20,0; Kelas B 16,1-18,0; Kelas C 14,1-16,0
b) Berat Isi (kg): Kelas A > 3,0; Kelas B 2,5-3,0; Kelas C <> 2,5; Kelas C 11.4.Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah pisang segar terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak sebanyak
jumlah kemasan.
a) Jumlah minimal kemasan dalam partai adalah 1–5 : contoh semua
b) Jumlah minimal kemasan dalam partai adalah 6–100 : contoh : sekurangkurangnya 5
c) Jumlah minimal kemasan dalam partai adalah 101–300 : contoh sekurangkurangnya 7
d) Jumlah minimal kemasan dalam partai adalah 301–500 : contoh sekurangkurangnya 9
e) Jumlah minimal kemasan dalam partai adalah 501–1000 : contoh sekurangkurangnya 10
11.5.Pengemasan
Untuk pisang tropis, kardus karton yang digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus dapat dibagi menjadi dua
ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah dan sisi
dalam kardus dengan lembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang dengan plastik
tersebut. Dapat saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dengan plastik lembaran/kantung plastik sebelum
dimasukkan ke dalam kardus karton. Pada bagian luar dari kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain:
a) Produksi Indonesia
b) Nama kultivar pisang
c) Nama perusahaan/ekspotir
d) Berat bersih
e) Berat kotor
f) Identitas pembeli
g) Tanggal panen
h) Saran suhu penyimpanan/pengangkutan
0 comments: